Angkat Kebudayaan Jepang dan Manado, Ini Alasan Sutradara 'HUJAN BULAN JUNI'

Penulis: Sanjaya Ferryanto

Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - HUJAN BULAN JUNI sudah bisa kamu nikmati di bioskop-bioskop terdekat kotamu. Film ini diadopsi dari novel populer karya sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono dengan judul yang sama.


Film ini kisahkan Sarwono yang merupakan orang Jawa, jatuh cinta dengan Pingkan yang seorang Jawa-Manado. Permasalahan dimulai saat dirinya menerima beasiswa ke Jepang, yang ternyata dirinya juga disukai oleh pria Jepang bernama Katsuo.


Film ini sendiri mengangkat 2 kebudayaan yang sangat berbeda, yaitu Jepang dan Manado. Lantas, apa kaitan 2 kebudayaan tersebut dengan tema keseluruhan dari film ini?


Cast Film HUJAN BULAN JUNI © Kapanlagi/Budy SantosoCast Film HUJAN BULAN JUNI © Kapanlagi/Budy Santoso


"Jadi kita cross culture ya. Ketika kita bicara Indonesia, itu udah tentu basicnya kita bakal cross culture yang dialami oleh masyarakat kita, dari hal pernikahan, dan lainnya. Muncul kebhinekaan disitu," ungkap Hestu, sang sutradara.


"Ketika kita bicara love story, ada 2 hal yang saling mengisi, adalah perbedaan disitu. Dari karakter-karakternya si Pingkan dan Sarwono saling berseberangan, tapi mereka saling mengisi. Di kehidupan, Sarwono sangat-sangat realis. Pingkan karakternya dreamy," tambahnya.


Beberapa aktor dan aktris papan atas dipasang dalam film ini, termasuk Adipati Dolken sebagai Sarwono, Velove Vexia sebagai Pingkan dan aktor Jepang Koutaro Kakimoto yang berperan sebagai Katsuo.


(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/frs)

VIDEO TERBARU